Sore ini sangat cerah. Terdengan suara bacaan Al-qur’an yang sanagt merdu dari speaker
masjid yang berasalah dari salah satu anggota divisi IMTAQ yang tidak lain
adalah temanku sendiri. Aku selalu menyukai bagaimana dia mengaji. Makhrajnya,
Panjang-pendeknya, Naghomnya dan ciri khasnya sangat enak di telingaku.
Ah ingin rasanya
punya suara kaya si Dafir ini – batinku
Aku sedang
berjalan menuju masjid Ulil Albab untuk melaksanakan sholat magrib berjamaah. Akhirnya semua urusanku mengenai jabatan ketua
2 telah aku selesaikan semuanya. Meski dalam proses permasalahn itu selalu ada
tanjakan-tanjakan yang harus aku lalui bahkan ada yang sampai menyebabkan
konflik antara aku dengan beberarap eks anggota tahun lalu, aku berhasil
merampungkannya tepat waktu yakni beebrapa hari sebelum pelantikan pengurus
dilaksanakan. Lega rasanya telah menyelesaikan tugas “pemanasan”ku sebagai
ketua 2.
Menjadi Wakil ketua OSIS di MAN
Insan Pandai memang cukup berat namun mengasyikkan. Selain menjabat sebagai
wakil ketua bidang, kita juga secara otomatis akan menjabat ketua pelaksana perhelatan
“Terbesar” di sekolah ini yang membutuhkan dana ratusan juta rupiah. Sungguh
berat memang memikul dua tanggung jawab sekaligus. Namun ada sisi
mengasyikkannya, yakni dengan kita berkiprah kita akan mendapat banyak sekali
pelajaran berharga yang tentu saja tidak akan bisa kita dapatkan di bangku
kelas.
Aku sebagai
wakil ketua bidang kemasyarakatan juga mendapat amanah untuk menjabat menjadi
ketua pelaksana acara “Bakti Sosial Insan Peduli 2016” atau biasa disingkat
BAKLI 2016. Mengingat penetapanku sebagai salah satu pimpinan OSIS mendadak,
aku sama sekali tidak ada persiapan untuk menjadi ketua dari salah satu acara
terbesar di Insan Pandai ini. Alhasil, setelah semua urusan ketua 2 selesai
barulah aku bisa fokus dengan persiapan BAKLI 2016 ini.
Aku masih belum
punya BPH sama sekali, siapa ya yang cocok buat aku jadikan BPH. Aduh aku belum
persiapan sama sekali nih. Nanti aku coba diskusi sama si Karis aja deh waktu
udah samppe di masjid – pikirku sambil berjalan menuju masjid
Sesampainya di masjid aku melihat Karis
sedang memurojaah hafalannya di sudut serambi kiri masjid. Tanpa menunda lagi
aku langsung mendatanginya.
“Ris, gue
bingung nentuin BPH nih. Bantuina lah...” – kataku
“BPH buat
acara BAKLI Jey?” – tanya Karis
“Iya lah
apalagi? Masa BPH OSIS sih...” – selorohku
“Lu udah ada
calon belum Jey?” – tanya Karis
“Kalo buat
sekre sama bendahara sih udah ada Ris. Paling-paling gue ambil orang yang sama
kaya acara METEOR aja Ris. Gue udah cocok sama mereka. Nah kalo wakil ketua dan
EM kan cowok gue malah belum nentuin” – jelasku
“Ohh lu mau
ambil si Nurul sama Nisa jadi BPH lu Jey?” – tanya Karis
“Ya
begitulah. Mau siapa lagi coba? Gue kan gak seberapa kenal anak cewek Ris.
Lagian kalo yang lain belum tentu juga gue cocok” – jawabku
“Wah lu gak
bisa ambil keduanya Jey. Mereka udah direkrut yang lain” – jelas Karis
“Hah? Gak bisa?
Udah direkrut? Sama siapa? Jadi apa?” – tanyaku tidak sabaran
“Si Nurul
udah dijadiin bendahara angakatan sama si Farhan. Nah kalo si Nisa udah
dijadiin bendahara juga tapi di ZONLIZ 2016 sama si Gedhe bahkan mereka udah
ngerekrut koordinator masig-masing lomba Jey. Jadinya lu udah gak bisa rekrut
mereka lagi Jey.” – jelas Karis
“Lah ZONLIZ
udah kebentuk panitia Ris? Kan baru kemarin kita dilantik masa dia udah jadi
sih?” – tanyaku penasaran
“Jangan
salah si Gedhe bahkan udah milih BPHnya dia semenjak akhir-akhir kelas 10
bahkan sebelum gue nyalon jado caketos Jey.. ” – jelas Karis.
“Waduh trus
gimana dong? Gue kalah strart nih Ris. Bisa-bisa semua anak potensial udah
diambil ZONLIZ semua nih...” – keluhku.
Bersambung...
Posting Komentar